Welcome!!!!! para tamu yang baik hati, bila anda sudah melihat isi-isi blog ini mohon komentarnya ya!!! maaf bila ada tutur kata yang tidak berkenan di hati anda.... Thank you!

MENINGKATKAN KECERDASAN OTAK dg BEROLAHRAGA

Posted by 8 NASA Rabu, 17 September 2008

Tieneke Atuningrum
Lulusan Master Sensor Teknik, FH
Karlsruhe, Jerman

Dua tahun yang lalu saat mengikuti malam pertemuan orang tua murid anak pertama kami yang baaru SD, kepala sekolah menghimbau agar anak-anak pergi ke sekolah dengan berjalan kaki atau bersepeda. Kepala sekolah menegaskan pentingnya bergerak bagi anak-anak dan menceritakan pengamatannya selama ini bahwa murid-murid yang banyak bergerak biasanya memiliki prestasi yang memuaskan di sekolah. Sebaliknya murid-murid yang terlihat sedikit bergerak berprestasi rendah di sekolah.

Penelitian akhir-akhir ini menunjukan tidak hanya pada anak-anak, tetapi juga pada orang dewasa bahwa malas bergerak menyebabkan otak tumpul. Olahraga juga merupakan obat etrbaik dalam mengatasi penyakkit-penyakit, seperti parkinson, alzheimer, ataupun depresi.

Sebelumnya telah diketahui bahwa kurang gerak atau olahraga dapat menyebabkan penyakit-penyakit, seperti peredaran darah kurang lancar, sakit punggung, diabetes, dan rapuh tulang. Saat ini hasil penelitian telah menemukan bahwa kurang olahraga menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan alat berfikir, seperti halnya dementia, atrophia pada otak, dan melemahnya kemapuan berfikir.

Saat tubuh dalam keadaan idle, oksigen yang mengalir ke otak akan berkurang dan hal ini memicu timbulnya penyakit-penyakit. Tolle(48 tahun), seorang neorolog asal Munich menyarankan kepada pasiennya yang sering mengalami migraine agar sering melakukan jalan kaki.

Setiap pekan berjalan kaki satu jam lamnya memiliki efek yang yang sama seperti serarus milligram betablocker, demikian katanya. Hollman (83 tahun), dari sebuah Universitas jurusan olahraga di Koeln (Jerman) literature-literatur lama neorologi yang menyatakan bahwa kerja otot tidak mempengaruhi organ atas seperti otak.

Ia dan teman teman melakukan penelitian dengan 12 pemuda yang sehat. Setelah melakukan olahraga bersepeda, diketahui bahwa aliran darah kebafian otak meningkat hingga 30 persen. Semakin bertambahnya aliran darah merangsang timbulnya pembulu darah baru bagian kortex, otak kecil, dan hippocampus.

Dengan munculnya pembuluh darah-pembuluh darah baru, sejumlah protein akan dikeluarkan oleh otak selama tubuh dalam keadaan aktif bergerak. Banyaknya dari protein ini, seperti ditunjukan dalam eksperimen deng-an binatang, adalah faktor penumbuh yang bekerja seperti pupuk bagi otak. Sebuah protein yang bernama BDNF menyebabkan tumbuhnya sel-sel syaraf baru pada hippocampus yang membantu otak menyimpan memori dalam jangka waktu panjang dan meminimalkan gegar otak.

Ronald Duman, seorang dokter syaraf dari universitas Yale, menemukan bahwa tikus yang berlari di kincir, otaknya banyak mempro-duksi protein bernama VGF yang memperbaiki sambungan dari sel-sel syaraf dan bekerja secara pharmologis seperti halnya obat ant-idepresi . Penelitian dengan mengunakan alat Positron-Emission-Tomography juga menghasi-lkan penemuan bahwa di daerah otak yang bertanggung jawab mengolah emosi dan menekan rasa sakit, jumlah endhorphine pada otak dalam tubuh yang bergerak berlipat ganda.
Seorang ilmuwan olahraga, Roddishman, daru Universitas Georgia di Athen, melakukan penelitian selama dua tahun lamanya pada 4.600 anak yang berusia 7-8 tahun dan menemukan bahwa mereka yang menurun akhtivitas gerak atau olahraganya meningkat fase penyakit depresinya.

Meningkat pentingnya olahraga, maka membiasakan anak-anak untuk bergerak menjadi sesuatu keharusan. Anak-anak yang memiliki energi yang sangat besar harus dibuang energinya secara positif dengan berbagai olahraga tubuh.

Banyak hal yang dialami oleh orang tua zaman dahulu, seperti ke sekolah dengan berjalan kaki, mengikuti kegiatan-kegiatan olahraga seperti bersepeda, berenang, silat atupun pramuka sebagai kegiatan ekstrakuliku-likuler perlu kembali dilakukan. Kecenderungan para orang tua sekarang adalah hanya meneka-nkan anak belajar duduk di meja ataupun membelikan mainan edukatif seperti puzzle dan melupakan pentingnya bermain dan bergerak bagi anak-anak, bahkan terkadang melarang anak-anak meloncat-loncat, memanjat, bergela-yut. adapun sebagian orang tua yang membiar-kan anak-anak berlama-lama di depan televisi atau bermain game di depan komputer.







Republika.Sabtu 6 September 2008

1 Comment
  1. Naa,, artikelmmu baguss loo!

    Posted on 17 September 2008 pukul 17.36

     

Posting Komentar